Dalam perjalanan sebuah legenda Tak harus memunculkan sosok pahlawan
Cukup hanya seorang pujangga, seorang penyair
Untuk bercerita tentang warna warni dunia
Tentang perbedaan dan persamaan
Tentang duka dan luka
Tentang cinta dan benci
Tentang pergantian musim
Tentang matahari dan rembulan
Tentang hidup dan mati, dan
Tentang aku ...
Seorang penyair tlah ibaratkan aku bagai sebuah legenda
Aku adalah malam, aku bagian dari malam
Aku adalah jiwa sunyi dan kelam
Begitu gelap hingga
Bayanganku tak terlihat
Seorang penyair ingin melukis aku
Dengan sebuah kata, sebuah puisi
Namun bayangan wajahku tak terlintas
Lalu...
Diambilnya sebuah lilin, ...terang dari sinar lilin itu menerangi jiwaku...
Dan lukisan wajahku terlihat dalam keremangan cahaya
Cukupkah?
Tidak, tidak untuk satu goresan bait
Seorang penyair ingin melukis wajahku
Dengan sebuah kata, sebait syair
Namun hiasan terlihat pada bayanganku
Lalu... Diambilnya sebuah cermin
Cermin untuk aku menghias diri
Dalam keremangan cahaya lilin
Dn lihatlah...
Satu goresan tlahmembentuk senyumku
Satu giresan lagi, membentuk kesedihanku
Dan lagi, satu goresan...
Tlah membentuk kehampaanku.
Cukupkah itu?
Tidak!
Lalu...
Seorang penyair inginkan luka yang sempurna
Tinggal satu goresan
Untuk aku bercermin
Untuk aku menerangi jiwaku
Terang namun redup dalam keremangan sebuah lilin
Ya...
Satu goresan lagi maka sempurnalah lukaku!
Seorang penyair dengan sebuah pena
Tlah goreskan...
Sebuah kata, sebait doa...
‘dalam kegelapan jiwaku, lilin ini keyakinanku, dan cermin ini kekuatanku. Maka sesungguhnya tak perlu aku merasa takut dengan kesendirianku. Karena aku telah sempurna hanya dengan sebuah lilin dan cermin. Amen’
Labels: scooterist\s boncengers