Black Gei$ha

" Benci dosa tapi cintai pendosa .... elefyu all "

Monday, October 02, 2006

Lo$t Gei$ha



Dia adalah dia...


Tidak ada seorangpun yang tau apa yang tengah ada dan terjadi pada dirinya.
Dia lebih suka menyimpan dan melakukan sendiri tanpa seorangpun yang mau tau dengan apa yang dilakukannya.
Sebab diapun tau percuma.


Dia akan lebih tenang kalau tidak dipaksakan jalannya.
Dia akan lebih damai jika dapat dimengerti.
Sering kali dia bilang, mendengar tuk mengerti tidak semudah mendengar hanya untuk mendengar saja.


Dengan diam dia tak ingin mengusik kedamaian yang tengah dia ciptakan.
Sekalipun dia samasekali tidah tau adakah kedamaian itu akan tercipta?
Walau sering dia bertanya pada dirinya sendiri, kedamaian seperti apa yang mesti aku ciptakan?
Sementara dia lebih suka bicara dari hati dan untuk hatinya sendiri tanpa dia sadari bahwa dia tengah membangun kesia siaan.


Akan terpakukah dia?
Dia akan tetap sebagaimana dirinya sendiri dengan segala pembicaraan hatinya.
Ya, dia akan tetap sebagaimana pendiriannya.
Begitu tegar dan begitu kuat menandingi dirinya.
Tidak membiarkan seorangpun tau betapa ia menginginkan pengertian dari orang lain.
Dia terlalu pandai sembunyi.


Dia cukup mengerti akan semuanya.
Dia cukup paham akan hatinya.
Diapun tau kapan dia musti diam dan kapan dia musti bicara.
Dan dia telah menyempurnakan walau hanya sebatas hatinya.


Dia tidak akan mengiyakan karena dia tau dia tak pernah dengar.
Dia lebih baik tertawa dari pada basa basi.
Untuk apa dia menertawakan dunia?
Hanya dia yang tau.


Dia terlalu puas dengan apa yang berjalan di sisi sisinya.
Dia tak akan suka bila bicaranya ditentang.
Dia akan bicara apa yang dianggapnya baik bagi dirinya tanpa sedikitpun mau mendengar hatinya yang berontak.


Tapi dia menyenangi pasrah.
Ia lebih menyukai apa yang akan berlaku selanjutnya terhadap hatinya.

Dia tak akan memaksakan dirinya.
Dia tengah mempertahankan hatinya dari perkataan dan pembicaraanya sendiri.
Tapi ia merasa itu lebih baik daripada permainan yang tengah terjadi pada harinya.


Kembali ia terpekur menatap malam.
Dimana malam yang tercipta adalah kharismanya.
Dia enggan meninggalkan malam.
Malam damai telah menghantar hatinya setetes embun kebahagiaan yang hanya dia sendiri yang dapat mengartikannya.


Adakah malam akan mengerti tentang dirinya?
Sebagaimana dirinya yang menyerahkan harinya untuk malam?


Kembali malam hanya bisu mencekam.
Dia begitu tegar meskipun malam menghantamnya perlahan.


Itulah malam...
Dimana malam adalah pembaringan hatinya.



Dia adalah dia...
Gei$ha...
Entah sampai kapan...



Labels: